Arachely Serena Pramudya (3y1m), mengikuti kegiatan Praktek Manasik Haji di Lapangan GOR Sempaja bersama PAUD dan Taman Kanak-Kanak se kota Samarinda. Praktek Manasik Haji bagi anak TK ini ditujukan membangun pemahaman nilai-nilai agama sejak dini.
Kepala Sekolah Alam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Harapan Bangsa
Samarinda, Khairiyah mengatakan, hikmah latihan manasik haji bagi siswa
PAUD sangat luas, yakni selain mengenal lingkungan baru dan Rukun
Islam, juga untuk memupuk iman dan taqwa kepada Tuhan.
“Anak-anak memang sengaja kami ikutkan latihan Manasik Haji, karena
kegiatan ini akan mampu memberikan pemahaman ilmu dasar manasik kepada
anak usia dini, sehingga mereka akan dapat terus mengingatnya di masa
mendatang,” ujar Khairiyah.
Terkait dengan itu, maka semua siswa di PAUD Harapan Bangsa
Samarinda, telah diikutkan dalam latihan Manasik Haji yang tiap pekan
digelar di Masjid Islamic Center Samarinda, bersama ribuan siswa dari
TK/PAUD lain di Samarinda.
Latihan manasik haji juga diharapkan dapat berimbas kepada orangtua
siswa yang turut mengantarkan anaknya saat latihan manasik, sehingga
bagi orang tua yang mampu akan tertarik untuk melaksanakan ibadah haji.
Dia mengatakan bahwa anak-anak usia dini memiliki daya ingat yang
kuat, sehingg latihan di masa kecil ini diharapkan dapat merangsang
mereka jika sudah dewasa, yakni mereka akan memiliki keinginan
melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang ke lima
tersebut.
Latihan tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam memberikan
rangsangan pendidikan kepada anak usia dini, yakni untuk membantu
menumbuhkan dan mengembangkan segala potensinya.
Dalam hal ini, bentuk pendidikan tersebut berupa pengenalan
mengenai ibadah haji yang ditargetkan kepada golongan anak usia 4-6
tahun (pra sekolah), yakni dengan cara memberikan gambaran mengenai apa
dan bagaimana sebenarnya ibadah haji, dan bagaiman rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan.
Adanya pemberian rangsangan ini, tentu kemampuan si anak juga akan
cepat terangsang daya pikirnya, sehingga mereka akan selalu berusaha
mencari tahu jawaban pertanyaan “mengapa” tentang materi (pelajaran)
yang diberikan berkaitan dengan ibadah haji.
Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Dalam usia ini, anak
mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh
potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi
fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan.
Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama bagi si anak
dalam mengembangkan kemampuan fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama.
Terkait dengan itu, maka orang tua dan orang-orang terdekatnya
seharusnya memberikan contoh yang baik kepada anak, misalnya orang tua
tidak boleh bertindak kasar kepada anak maupun di depan anak, karena apa
saja yang dilakukan orang tua, pasti anak akan menirukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar