Kamis, 16 April 2015

Mengatasi Demam Anak Tanpa Obat

Arachely Serena Pramudya 7Bln... kasian ga ketemu daddy sebulan jadi fever..

Obat pereda demam untuk anak-anak banyak macamnya dan mudah didapatkan di apotik. Namun banyak di antara kita yang menghidarinya dan hanya menggunakan obat tersebut bila suhu badannya benar-benar tinggi.
Bahan dasar obat untuk meredakan demam pada anak umumnya adalah parasetamol atau ibuprofen. Keduanya memiliki efek samping, misalnya parasetamol dapat dikaitkan dengan asma, sedangkan ibuprofen dapat mengakibatkan sakit maag dan masalah ginjal.
Bila demam tidak terlalu parah, mengapa tidak dicoba saja 7 cara alami ini?
 
Arachely Serena Pramudya 7Bln.


Arachely Serena Pramudya 7Bln.


Inilah cara paling umum yang sering dilakukan sejak dulu, karena paling mudah dilakukan dan efektif. Kompreslah dahi dengan handuk basah yang dingin, atau sekarang sudah banyak tersedia alat kompres yang dapat dibeli di apotik terdekat. Kompresan air dingin akan menurunkan suhu di kepala, sehingga anak menjadi lebih tenang.
 
Arachely Serena Pramudya 7Bln with Dad Pramudya Eka
Memandikan anak dengan air hangat atau ruam-ruam kuku, akan membantu meredakan demam pada anak. Jangan memandikannya dengan air dingin karena ia akan menggigil kedinginan. Tambahkan garam mandi atau essential oil misalnya Lavender oil untuk menenangkan tubuh. Bila tidak mungkin memandikannya, lap tubuh dengan handuk atau washlap basah yang hangat.
 
Arachely Serena Pramudya 7Bln setelah ketemu daddy Pramudya Eka sembuh
Campurkan minyak kayu putih dengan 2-3 parutan bawang merah, ditambah seiris jeruk nipis. Bila minyak kayu putih terlalu keras, bisa diganti dengan minyak kelapa. Jeruk nipis dapat digantikan dengan asam Jawa. Pijatlah tubuh si kecil dengan ramuan ini, terutama punggung, dada, dan perut.

PepperMint Oil sangat bermanfaat untuk meredakan demam pada anak. Mentol yang ada di dalam PepperMint Oil akan melancarkan hidung yang mampat tersumbat, sinusitis, serta gejala demam lainnya. Pijatlah dada dan punggungnya secara perlahan. PepperMint Oil akan meredakan temperatur kulit si Kecil yang hangat.

Salah satu efek dari demam pada anak adalah dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh. Berikan minum yang banyak. Cobalah makanan berkuah kaldu, teh herbal misalnya teh jahe dan madu. Anda juga dapat memberikan jus buah yang dibekukan untuk mendinginkan demam pada anak dari dalam tubuh.

Berikan makanan yang bergizi tinggi agar daya tahan tubuhnya lebih baik. Demam pada anak membuat selera makan jadi menurun. Jadi pastikan apa yang ia makan benar-benar bergizi. Kuah kaldu (bukan dari kaldu blok, tetapi kuah rebusan ayam/daging) adalah salah satu contoh makanan bergizi untuknya.

Istirahat membuat suhu tubuh mudah reda. Bila si kecil terus aktif bergerak, tubuh akan lelah dan temperatur dapat meningkat. Bila ia tidak mau tidur, putarkan acara TV kesenangannya dan minta ia berbaring.

Arachely Serena Pramudya 7Bln.




Arachely Serena Pramudya 7Bln. play with daddy Pramudya Eka
Arachely Serena Pramudya 7Bln. buat anak merasa nyaman
 Dalam laporan terbaru di jurnal Persatuan Dokter Anak Amerika tentang demam anak disebutkan bahwa orangtua sebaiknya berkonsentrasi untuk membuat anak merasa nyaman ketika demam dibanding menurunkan suhunya. Karena penyebab demam bisa beragam, usaha menurunkan panas juga bisa memperlambat kesembuhan. 

Beberapa hal yang perlu diketahui orangtua mengenai demam adalah demam bukanlah penyakit utama, kondisi ini merupakan reaksi tubuh alamiah terhadap suatu penyakit. Demam bisa pertanda tubuh sedang melawan infeksi karena suhu yang tinggi tersebut memperlambat pertumbuhan bakteri ataupun virus.

Oleh karena itu usaha mengatasi demam yang salah bisa memperpanjang masa sakit. Hal ini berbeda dengan pendapat orangtua sebelumnya bahwa demam bisa memperburuk suatu kondisi penyakit ataupun berdampak buruk secara umum terhadap anak mereka. 

Banyak orangtua juga mencemaskan kejang demam. Obat penurun panas tidak terbukti dapat mencegah terjadinya kejang demam. Kejang (jika terjadi) biasanya disebabkan oleh kenaikan suhu tubuh yang pesat di tahap awal infeksi, seringkali sebelum para orangtua menyadari anaknya terkena demam.

Saat demam biarkan anak tersebut istirahat. Walaupun Anda berharap ia minum obat, tunggu saja saat ia terbangun meskipun jadwal pemberian obat penurun panas sudah berlalu. Hati-hati saat memberi obat ya, Ma. Pastikan dosisnya sesuai aturan di kemasan. Jika Anda memberi obat penurun panas golongan acetaminophen ataupun ibuprofen, pastikan Anda tidak memberi obat batuk atau flu yang mengandung antipyretic. Pemberian dua jenis obat tersebut. secara bersamaan dapat menimbulkan overdosis.

Hingga bayi berusia 4 bulan, jika ia demam hingga 38,5 derajat Celcius, orangtua harus segera menghubungi dokter anak. Meskipun begitu, usahakan tidak hanya berfokus pada angka-angka di termometer. Yang paling utama, obat penurun panas sebaiknya digunakan sebagai bantuan untuk membuat anak merasa nyaman. Jika walaupun demam anak terlihat tenang dan tidak rewel, Anda tidak harus memberinya obat penurun panas.

Arachely Serena Pramudya 7Bln tau2 sembuh setelah ketemu daddy hohoho


Senin, 13 April 2015

Kebaya anak... warisan budaya indonesia

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan
Horeeee Serena 2y8m dapat kiriman baju dari eyang mamah sumiyati dari Indramayu berupa baju kebaya  dan kebetulan sekali bulan april ada acara kartinian
serena dapet 2 stel kebaya satu kebaya modifikasi warna merah dan satunya kebaya klasik bludru hitam lengkap dengan kain songket abu-abunya

Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni.
Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan



Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Sejarah

Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang berarti pakaian. Ada pendapat yang menyatakan kebaya berasal dari China. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat. Namun ada juga pendapat bahwa kebaya memang asli dari Indonesia. Karena pakaian asli China adalah Cheongsam yang berbeda dari kebaya. Bentuk paling awal dari kebaya berasal dari istana Majapahit[1] sebagai sarana untuk memadukan perempuan Kemban yang ada, tubuh bungkus dari perempuan aristokrat menjadi lebih sederhana dan dapat diterima oleh yang baru memeluk agama Islam. Aceh, Riau dan Johor dan Sumatera Utara mengadopsi gaya kebaya Jawa sebagai sarana ekspresi sosial status dengan penguasa Jawa yang lebih alus atau halus. Nama kebaya sebagai pakaian tertentu telah dicatat oleh Portugal saat mendarat di Jawa. Kebaya Jawa seperti yang ada sekarang telah dicatat oleh Thomas Stamford Bingley Raffles di 1817, sebagai sutra, brokat dan beludru, dengan pembukaan pusat dari blus diikat oleh bros, bukan tombol dan tombol-lubang di atas batang tubuh bungkus kemben, yang kain (dan pisahkan bungkus kain beberapa meter panjang keliru diberi istilah 'sarung di Inggris (sarung (aksen Malaysia: sarung) dijahit untuk membentuk tabung, seperti pakaian Barat).

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan


Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Variasi Kebaya

Sekitar tahun 1500-1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan Jawa. Kebaya juga menjadi pakaian yang dikenakan keluarga Kesultanan Cirebon, Kesultanan Mataram dan penerusnya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni. Pakaian yang mirip yang disebut "nyonya kebaya" diciptakan pertama kali oleh orang-orang Peranakan dari Melaka. Mereka mengenakannya dengan sarung dan sepatu cantik bermanik-manik yang disebut "kasut manek". Kini, nyonya kebaya sedang mengalami pembaharuan, dan juga terkenal di antara wanita non-Asia. Variasi kebaya yang lain juga digunakan keturunan Tionghoa Indonesia di Cirebon, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban dan Surabaya.

Kebaya dan Politik

Penggunaan kebaya juga memainkan peran politik yang cukup penting. Kebaya telah dinyatakan sebagai busana nasional Indonesia[4] meskipun ada kritik bahwa kebaya hanya digunakan secara luas di Jawa dan Bali. Kebaya sebenarnya juga ditemukan di Sumatera, Sulawesi dan NTT dengan corak daerah. Tokoh politik seperti Kartini memakai kebaya. Dan peringatan hari Kartini dilakukan dengan menggunakan kebaya. Para istri Presiden RI mulai dari Soekarno dan Soeharto menggunakan kebaya di berbagai kesempatan.

Penggunaan Kebaya Masa Kini

Kebaya di masa sekarang telah mengalami berbagai perubahan desain. Kebaya digunakan sebagai seragam resmi pramugari Singapore Airlines, Malaysia Airlines dan Garuda Indonesia.[5] Sejumlah perancang yang turut menciptakan desain baru kebaya diantaranya adalah Anne Avantie dan Adjie Notonegoro.


Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan


Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan


Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan

Arachely Serena Pramudya 2tahun8bulan


Serena juga punya kostum kebaya pas umur 6 bulan dulu hihihihi dulu pasang cepolnya susah makanya pake kain topi dulu baru di tempel cepol

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan
 ini acara bersama daddy
Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika


Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika


Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika



Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka and ibu Pungky Swastika



Arachely Serena Pramudya 6bulana

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka


Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka

Arachely Serena Pramudya 6bulan with her dad Pramudya Eka